Abadi di Playlist: Daya Tarik Lagu-lagu Mariah Carey bagi Tiap Generasi

Selasa, 20 Mei 2025 19:50 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Mariah Carey. Wikipedia
Iklan

Lagu-lagu Mariah Carey kembali populer di era digital, dinikmati lintas generasi lewat platform seperti TikTok, Spotify, dan lainnya.

***

Di tengah derasnya arus musik digital, di mana tren berubah cepat dan artis baru bermunculan setiap hari, nama Mariah Carey justru tetap menggema. Lagu-lagunya dari era 90-an hingga awal 2000-an tidak pernah benar-benar hilang dari peredaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan, mereka terus kembali menghiasi playlist lintas generasi, dari pengguna radio konvensional hingga pengguna TikTok. Fenomena ini menandakan bukan sekadar nostalgia, tapi juga daya tarik lintas waktu yang tak bisa diabaikan.

Mariah Carey dan Warisan Musik yang Tak Lekang oleh Zaman

Karier Mariah Carey dimulai pada usia 18 tahun ketika ia menandatangani kontrak dengan Columbia Records. Debut albumnya yang berjudul Mariah Carey (1990) langsung meledak di pasaran dengan lagu-lagu seperti Vision of Love, Love Takes Time, dan I Don’t Wanna Cry. Keberhasilan ini diikuti oleh album Emotions (1991), lalu deretan rilisan emas seperti Music Box (1993), Merry Christmas (1994), dan Daydream (1995). Lagu-lagu seperti Hero, Fantasy, Always Be My Baby, dan All I Want for Christmas Is You menjadi anthem global yang masih diputar hingga kini.

Setelah melalui masa-masa sulit secara pribadi dan profesional, Mariah bangkit lewat The Emancipation of Mimi (2005), memperkuat kembali eksistensinya di tangga lagu. Dengan penjualan lebih dari 200 juta kopi dan rekor terbanyak tangga lagu Billboard Hot 100 untuk artis solo, Mariah Carey bukan hanya diva, tetapi juga warisan budaya pop dunia.

Hingga 2024, ia tetap aktif. Dari berbagai kegiatan, baik lewat rilisan musik, proyek dokumenter, hingga penampilan spesial di musim Natal. Keberlanjutan ini menjadikannya sosok langka dalam industri yang cepat melupakan.

Menembus Generasi: Dari Walkman ke TikTok

Menariknya, lagu-lagu Mariah Carey tidak hanya diingat oleh mereka yang tumbuh dengan musiknya, tetapi juga dikenal dan dinikmati oleh generasi yang lahir jauh setelah masa kejayaannya. Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan Spotify berfungsi sebagai "mesin waktu" yang menghidupkan kembali lagu-lagu seperti Fantasy, Always Be My Baby, dan tentu saja All I Want for Christmas Is You ke puncak popularitas.

Banyak karya Mariah Carey yang kembali menarik perhatian generasi muda, meskipun berasal dari tahun 90-an hingga awal 2000-an. Lagu-lagu seperti Hero, We Belong Together, dan Without You kini sering diputar di berbagai platform, mulai dari radio nostalgia hingga aplikasi digital. Lagu-lagu ini tidak hanya menjadi latar musik, tetapi juga sering digunakan untuk mengekspresikan emosi seperti motivasi, kerinduan, atau kisah cinta. Mariah Carey, secara tidak langsung, menjadi pengisi latar suara dalam kehidupan banyak orang dari berbagai generasi.

Fantasy sempat viral sebagai backsound tantangan dance, sementara Always Be My Baby kerap muncul dalam konten bertema romantis. All I Want for Christmas Is You bahkan menjadi lagu wajib setiap akhir tahun. Lagu ini terdengar di mall, film, iklan, dan berbagai tren digital, dan tidak pernah absen saat musim liburan tiba. Di sinilah kekuatan Mariah terlihat, karena ia mampu menciptakan lagu yang bukan hanya enak didengar, tetapi juga mudah diadopsi ulang oleh generasi mana pun.

Keberadaan algoritma di platform streaming juga membuat lagu-lagu Mariah Carey terus bermunculan di playlist anak muda. Lagu-lagu ini seperti menemukan pendengarnya sendiri, bahkan tanpa perlu dicari secara sadar.

Imaji Diva dan Relevansi Abadi

Selain suaranya yang khas dan teknik whistle register yang ikonik, Mariah Carey juga dikenal karena citranya sebagai diva glamor. Ia tidak pernah benar-benar keluar dari sorotan, baik karena gaya hidupnya yang elegan, komentar-komentarnya yang lucu di media sosial, maupun kecerdasannya dalam menjaga kontrol atas kariernya.

Relevansi Mariah juga terjaga berkat kemampuannya beradaptasi. Ia tidak ragu berkolaborasi dengan musisi lintas genre seperti Busta Rhymes, Miguel, hingga Ariana Grande. Di saat banyak penyanyi senior kesulitan mempertahankan eksistensi, Mariah tetap tampil dengan ciri khasnya tanpa terlihat usang.

Citra dirinya sebagai "Queen of Christmas" semakin menguat setiap tahun, dibuktikan dengan konser tahunan bertema Natal yang selalu terjual habis dan ditunggu banyak penggemar. Dalam era digital yang memuja kecepatan dan tren baru, kehadiran Mariah Carey justru menawarkan konsistensi dan keintiman, dua hal yang kini semakin langka namun tetap memikat lintas usia.

Di tengah derasnya lagu-lagu viral dan kemunculan artis-artis baru, Mariah Carey membuktikan bahwa kualitas dan keaslian tetap memiliki tempat. Lagu-lagunya tidak sekadar bernuansa nostalgia, tetapi terus bertransformasi menjadi latar musik kehidupan generasi baru. Dalam dunia yang terus berubah, Mariah Carey adalah suara yang tetap terdengar. Itulah yang membuatnya abadi di dalam playlist siapa pun.

Referensi

Prmn, T. (2022, November 2). Profil dan Perjalanan Karier Mariah Carey, Pernah Dicampakkan Label Musik. www.Pikiran-Rakyat.com. https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-015781014/profil-dan-perjalanan-karier-mariah-carey-pernah-dicampakkan-label-musik?page=all 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Desnita Mariyani Matondang

Mahasiswa S1 Hubungan Internasional

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Hiburan

Lihat semua